When
You Drink Water Please Remember The Man Who Dug The Well, .................................fg.
winarno ,1956
Confusius,
seorang philosopher terkemuka Asia pernah mengungkapakan kata kata bijak sebagai berikut (maaf
kalau disampaikan dalam bahasa Inggris
,bukan dalam bahasa aslinya) “When you drink water, please remember the man
who dug the well”. Bila direnung renungkan, ungkapan
bijak tersebut mengandung makna yang sangat dalam bagi setiap orang. Dan disini ingin saya
mengaitkannya dengan peran dan kaitannya para alumni dengan SMA Santo Josef ,
Solo, mater kita bersama.
Secara umum tidak
pernah ada satu orangpun didunia inii, yang berhasil hidup dan sukses kariernya
atas usahanya sendiri. Mereka berhasil pasti atas bantuan
orang lain, baik langsung maupun tidak langsung. Dan biasanya bukan satu orang
yang pernah membantu tetapi banyak orang. Tetapi dalam kenyataannya, sayang
sekali banyak diantara mereka masih
sulit untuk mau secara terbuka menyebut
nama, siapa saja yang pernah berjasa bagi kehidupan dan karier kita. Malahan
kadang kadang merasa malu untuk mengungkapkannya, bahkan untuk mengingat saja
tidak mau. Rasa malu yang sebetulnya tidak seharusnya perlu terjadi dan hanya dipendam dalam hati
saja.
Sebagai contoh
yang paling sederhana. Setiap orang pasti merasakan sangat berhutang budi
kepada orang tua, terutama ibunya. Pernahkah kita secara individu dan dengan
tulus menyatakan secara oral maupun
tertulis kepada orang tua kita, sewaktu beliau beliau itu masih hidup (sugeng)
dan sehat. Sebetulnya para orang tua sendiri juga mengharapkan ungkapan
pernyataan cinta kasih tersebut dari putera puterinya, syukur bila hal itu
datang juga dari cucunya.
Tak ada yang pernah menyangkal betapa besar jasa dan pengorbanan beliau
beliau itu.? Anda yang sedang baca tulisan saya ini pasti tidak termasuk yang
saya maksudkan. Meskipun demikian, kita tidak bisa menutup mata, bahwa banyak
orang lain disekitar kita, tidak mau sadar untuk membiasakan diri secara tulus
dan spontan mengingat orang orang yang telah berjasa pada kemajuan hidup diri
kita. Barangkali karena alasan tersebutlah Confusius perlu mengungkapkan kalimat bijak tersebut.: Bila kita sedang
minum air, marilah kita ingat siapa siapa saja yang telah menggali sumur itu:
Dalam
kenyataannya, semakin menjadi sepuh seseorang, semakin berpengalaman serta
mapan hidup mereka, sebetulnya mereka semakin banyak berhutang budi/ bukan
uang, kepada banyak orang, banyak institusi, khususnya lembaga pendidikan. Bagi
diri saya sendiri , lembaga pendidikan yang
ternyata paling banyak mewarnai hidup saya sekarang, adalah pendidikan
Menengah Atas di Santo Josef di Solo,
alma mater saya, alma mater anda semua , anggota Ilunisma Josef Solo. Semoga
saja ada diantara pembaca yang setuju dengan pendapat saya ini.
Jadi, kalau begitu
kita semua telah minum, dan merasakan betapa sejuknya rasa air , yang ditimba
dari sumur kita. Dan sumur itu tidak lain adalah sumur SMA Santo Josef,
Solo.. Karena alasan tersebut kita tidak boleh lupa, dan
diharapkan selalu ingat almamater
tercionta itu.
Saya juga merupakan salah seorang yang pernah memperoleh pendidikan
langsung dari seorang Bruder , pendiri SMA kita yaitu Bruder Bonifacio, seorang
tokoh besar pendidikan,yang telah menanamkan fondasi yang kokoh bagi
perkembangan SMA kita, khususnya diasat
saat awal berdirinya SMA Santo Yosef Solo.. Beliau merupakan seorang tokoh
yang gemar menghisap pipa once , gambar
beliau tersebut, kini telah menjadi ikon dan logo resmi Ilunisma Josef Solo.
Kalau tidak salah yang di maksud alumni disini adalah siapa saja yang pernah mengecap dan menimba
ilmu di SMA St Josef, Solo.
HUBUNGAN
ALUMNI DAN SEKOLAH
Dalam tubuh setiap manusia, ternyata
70% terdiri dari air. Air tersebutlah yang membuat manusia hidup. Manusia dapat
tahan hidup tidak makan selama 3 minggu, tetapi tidak tahan hidup tanpa air
selama 3 hari dan tidak bernapas selama 3 menit. Setiap Ilunisma telah saling
diikat oleh air yang telah mereka timba dari sumur SMA Santo Josef itu. Jadi
kita terikat menjadi satu, sudah menjadi saudara. Keluarga yang berhasil itu
kalau saudara saudaranya saling rukun
dan mendukung.
Saya sungguh sangat
bersyukur telah dikaruniai kesehatan yang baik, sempat menghadiri beberapa
acara penting dan menyaksikan puncak acara pesta intan (60 tahun) SMA kita tercinta . Secara emosi, bagi diri saya,
peristiwa tersebut merupakan peristiwa monumental yang sangat sukses. Dan sangat mengesankan Hal itu
hanya bisa terwujud karena atas jasa para alumni yang bersedia bahu membahu,
mengorbankan waktu dan segalanya, hanya demi dan untuk mengingat dan menyatakan terima kasih kepada para
penggali sumur kita.pada ulang tahunnya yang ke 60.
Panitia
yang pada awalnya terseok seok, tetapi
karena memiliki semangat baja dan pantang mundur, setahap demi setahap
memperoleh momentum untuk bangkit, mampu memacu laju pergerakannya dengan cepat
dan berhasil. Bravo. The End Justify The Means, kata pepatah. Untuk itu
marilah kita mengingat tokoh utama penggerak lokomotif panitia tersebut, yaitu
almarhum Bapak Laksamana Djoko….alumni
thn… , yang disayangkan beliau sendiri
tidak sempat menyaksikan betapa hebatnya panen keberhasilan peringatan Pesta
Intan tersebut.
Untunglah kita
memiliki alumni seorang Banowati yang sangat tringginas , trampil,serta cak cek mengambil tanggung jawab persiapan
pesta intan tersebut dan tokoh kita itu adalah seorang ibu yang bernama Sari
Dasanta alumni, thn... Dan saya rasa seluruh Ilunisma sangat merasa berhutang
budi kepada beliau
PASCA PESTA INTAN, DAN
KEMANA BIDUK HARUS DIDAYUNG
Atas
suksesnya Pesta Intan tersebut, telah berhasil dapat dihimpun lebih dari 2.670
alumni dari bebagai angkatan, dan usia,dari yang masih muda belia /baru lulus
sampai yang sudah sangat sepuh,/seperti saya. Merekalah yang akan menjadi roda
penggerak lokananta, pendayung biduk Ilunisma kita, kearah mana harus didayung,
baik untuk masa dekat, menengah dan dimasa depan yang panjang.
Namun demikian ,
seluruh hasil karya yang sangat significant tersebut dapat menjadi musnah
begitu saja, ditelan masa, bila tidak cepat cepat ditangani dan digarap system
organisasinya. There is no easy harvest, it becomes more dificult in handling the post harvest. Masalah
yang paling mendesak yang kita hadapi adalah bagaimana cara menggerakkan
potensi alumni yang telah terhimpun tersebut untuk dijadikan amunisi dan
kekuatan unik untuk merealisasikan cita cita pendiri kita “How to keep
our school great”
Saya
sungguh bahagia telah melihat dan mengamati banyaknya prakarsa yang telah
dilakukan baik tentang kepedulian terhadap
mereka yang sedang ditimpa lara dan nestapa (terimakasih ibu Caecilia
Teodora) , saling info adanya peluang kesempata kerja bagi adik adik
alumni.Juga telah terbitnya majalah komunikasi kita Mereka perlu mendapat
dukungan spontan. Itulah beberapa cara yang sangat nyata dalam bentuk
mengingat para penggali sumur
Pesta
Tumbuk Agung bagi alma mater kita sudah dekat. Dalam memanfaatkan
hari keramat itu (double windu atau 64 tahun), perlu dicanangkan reolusi dan
impian impian baru yang besar . Kalu dulu belum terhimpun amunisi dalam bentuk
Ilumnisma yang besar saja dapat
melakukan gebrakan yang luar biasa, apalagi sekarang.
As one journey ends another begins, but
really our journey is only just beginning . Kita perlu selalu
ingat kalimat bijak tersebut. Bila kita sedang minum air,Ingatlah selalu orang yang menggali sumur.
Selamat bekerja ya .Salam damai sejahtera -.FGW
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar