Rabu, 25 April 2012

KEKUATAN RELASI ANTARA ALUMNI DAN SEKOLAH SMA St. JOSEF SOLO



When You Drink Water Please Remember The Man Who Dug The Well, .................................fg. winarno ,1956

 

 


Confusius, seorang philosopher terkemuka Asia pernah mengungkapakan  kata kata bijak sebagai berikut (maaf kalau  disampaikan dalam bahasa Inggris ,bukan dalam bahasa aslinya) “When you drink water, please remember the man who dug the well”. Bila direnung renungkan, ungkapan bijak tersebut mengandung makna yang sangat dalam  bagi setiap orang. Dan disini ingin saya mengaitkannya dengan peran dan kaitannya para alumni dengan SMA Santo Josef , Solo, mater kita bersama.
Secara umum tidak pernah ada satu orangpun didunia inii, yang berhasil hidup dan sukses kariernya atas usahanya sendiri. Mereka berhasil pasti atas bantuan orang lain, baik langsung maupun tidak langsung. Dan biasanya bukan satu orang yang pernah membantu tetapi banyak orang. Tetapi dalam kenyataannya, sayang sekali banyak diantara mereka  masih sulit untuk mau secara terbuka  menyebut nama, siapa saja yang pernah berjasa bagi kehidupan dan karier kita. Malahan kadang kadang merasa malu untuk mengungkapkannya, bahkan untuk mengingat saja tidak mau. Rasa malu yang sebetulnya tidak seharusnya  perlu terjadi dan hanya dipendam dalam hati saja.
Sebagai contoh yang paling sederhana. Setiap orang pasti merasakan sangat berhutang budi kepada orang tua, terutama ibunya. Pernahkah kita secara individu dan dengan tulus  menyatakan secara oral maupun tertulis kepada orang tua kita, sewaktu beliau beliau itu masih hidup (sugeng) dan sehat. Sebetulnya para orang tua sendiri juga mengharapkan ungkapan pernyataan cinta kasih tersebut dari putera puterinya, syukur bila hal itu datang juga dari cucunya.
Tak ada yang pernah menyangkal betapa besar jasa dan pengorbanan beliau beliau itu.? Anda yang sedang baca tulisan saya ini pasti tidak termasuk yang saya maksudkan. Meskipun demikian, kita tidak bisa menutup mata, bahwa banyak orang lain disekitar kita, tidak mau sadar untuk membiasakan diri secara tulus dan spontan mengingat orang orang yang telah berjasa pada kemajuan hidup diri kita. Barangkali karena alasan tersebutlah Confusius  perlu mengungkapkan  kalimat bijak tersebut.: Bila kita sedang minum air, marilah kita ingat siapa siapa saja yang telah menggali sumur itu:
Dalam kenyataannya, semakin menjadi sepuh seseorang, semakin berpengalaman serta mapan hidup mereka, sebetulnya mereka semakin banyak berhutang budi/ bukan uang, kepada banyak orang, banyak institusi, khususnya lembaga pendidikan. Bagi diri saya sendiri , lembaga pendidikan yang  ternyata paling banyak mewarnai hidup saya sekarang, adalah pendidikan Menengah Atas  di Santo Josef di Solo, alma mater saya, alma mater anda semua , anggota Ilunisma Josef Solo. Semoga saja ada diantara pembaca yang setuju dengan pendapat saya ini.
Jadi, kalau begitu kita semua telah minum, dan merasakan betapa sejuknya rasa air , yang ditimba dari sumur kita. Dan sumur itu tidak lain adalah sumur SMA Santo Josef, Solo.. Karena alasan tersebut kita tidak boleh lupa, dan diharapkan selalu  ingat almamater tercionta itu.
Saya juga merupakan salah seorang yang pernah memperoleh pendidikan langsung dari seorang Bruder , pendiri SMA kita yaitu Bruder Bonifacio, seorang tokoh besar pendidikan,yang telah menanamkan fondasi yang kokoh bagi perkembangan SMA kita,  khususnya diasat saat awal berdirinya SMA Santo Yosef Solo.. Beliau merupakan seorang tokoh yang  gemar menghisap pipa once , gambar beliau tersebut, kini telah menjadi ikon dan logo resmi Ilunisma Josef Solo. Kalau tidak salah yang di maksud alumni disini adalah  siapa saja yang pernah mengecap dan menimba ilmu di SMA St Josef, Solo.

HUBUNGAN ALUMNI DAN SEKOLAH
Dalam tubuh  setiap manusia, ternyata 70% terdiri dari air. Air tersebutlah yang membuat manusia hidup. Manusia dapat tahan hidup tidak makan selama 3 minggu, tetapi tidak tahan hidup tanpa air selama 3 hari dan tidak bernapas selama 3 menit. Setiap Ilunisma telah saling diikat oleh air yang telah mereka timba dari sumur SMA Santo Josef itu. Jadi kita terikat menjadi satu, sudah menjadi saudara. Keluarga yang berhasil itu kalau saudara saudaranya  saling rukun dan mendukung.
Saya sungguh sangat bersyukur telah dikaruniai kesehatan yang baik, sempat menghadiri beberapa acara penting dan menyaksikan puncak acara pesta intan (60 tahun) SMA  kita tercinta . Secara emosi, bagi diri saya, peristiwa tersebut merupakan peristiwa monumental yang  sangat sukses. Dan sangat mengesankan Hal itu hanya bisa terwujud karena atas jasa para alumni yang bersedia bahu membahu, mengorbankan waktu dan segalanya, hanya demi dan untuk mengingat  dan menyatakan terima kasih kepada para penggali sumur kita.pada ulang tahunnya yang ke 60.
                Panitia yang pada awalnya terseok seok,  tetapi karena memiliki semangat baja dan pantang mundur, setahap demi setahap memperoleh momentum untuk bangkit, mampu memacu laju pergerakannya dengan cepat dan berhasil. Bravo. The End Justify The Means, kata pepatah. Untuk itu marilah kita mengingat tokoh utama penggerak lokomotif panitia tersebut, yaitu almarhum  Bapak Laksamana Djoko….alumni thn…  , yang disayangkan beliau sendiri tidak sempat menyaksikan betapa hebatnya panen keberhasilan peringatan Pesta Intan tersebut.
Untunglah kita memiliki alumni seorang Banowati yang sangat tringginas , trampil,serta  cak cek mengambil tanggung jawab persiapan pesta intan tersebut dan tokoh kita itu adalah seorang ibu yang bernama Sari Dasanta alumni, thn... Dan saya rasa seluruh Ilunisma sangat merasa berhutang budi kepada beliau

PASCA PESTA INTAN, DAN KEMANA BIDUK HARUS DIDAYUNG
Atas suksesnya Pesta Intan tersebut, telah berhasil dapat dihimpun lebih dari 2.670 alumni dari bebagai angkatan, dan usia,dari yang masih muda belia /baru lulus sampai yang sudah sangat sepuh,/seperti saya. Merekalah yang akan menjadi roda penggerak lokananta, pendayung biduk Ilunisma kita, kearah mana harus didayung, baik untuk masa dekat, menengah dan dimasa depan yang panjang.

Namun demikian , seluruh hasil karya yang sangat significant tersebut dapat menjadi musnah begitu saja, ditelan masa, bila tidak cepat cepat ditangani dan digarap system organisasinya. There is no easy harvest, it becomes more dificult  in handling the post harvest. Masalah yang paling mendesak yang kita hadapi adalah bagaimana cara menggerakkan potensi alumni yang telah terhimpun tersebut untuk dijadikan amunisi dan kekuatan unik untuk merealisasikan cita cita pendiri kita “How to keep our  school  great”

Saya sungguh bahagia telah melihat dan mengamati banyaknya prakarsa yang telah dilakukan baik tentang kepedulian terhadap  mereka yang sedang ditimpa lara dan nestapa (terimakasih ibu Caecilia Teodora) , saling info adanya peluang kesempata kerja bagi adik adik alumni.Juga telah terbitnya majalah komunikasi kita Mereka perlu mendapat dukungan spontan. Itulah beberapa cara yang sangat nyata dalam bentuk mengingat para penggali sumur
Pesta Tumbuk Agung bagi alma mater kita sudah dekat. Dalam memanfaatkan hari keramat itu (double windu atau 64 tahun), perlu dicanangkan reolusi dan impian impian baru yang besar . Kalu dulu belum terhimpun amunisi dalam bentuk Ilumnisma  yang besar saja dapat melakukan gebrakan yang luar biasa, apalagi sekarang.
 As one journey ends another begins, but really our journey is only just beginning . Kita perlu selalu ingat kalimat bijak tersebut. Bila kita sedang minum air,Ingatlah selalu  orang yang menggali sumur.
 Selamat bekerja ya .Salam damai  sejahtera -.FGW


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar